Strategi Pers Memaksimalkan Pendapatan Produk Digital

Garda.id - Kamis, 08 Desember 2022 15:32 WIB
Strategi Pers Memaksimalkan Pendapatan Produk Digital

 

Ketua Harian SPS Pusat, Januar P. Ruswita/ist

Bandung | Garda.id

Hampir semua media konvensional memanfaatkan medium digital, namun tidak semua produk digital

berhasil dimonetisasi secara layak. Dalam upaya menemukan formula tentang permasalahan tersebut,

Serikat Perusahaan Pers (SPS) mengadakan Workshop Series #31: Memaksimalkan Produk Digital untuk

Keberlanjutan Media, 6 Desember 2022, di Bandung, Jawa Barat.

Sebagai organisasi perusahaan pers yang menaungi lk. 600 media arus utama di seluruh Indonesia, SPS

meyakini konvergensi media/pers ke arah digital adalah keniscayaan. Berbagai cara sudah dilakukan

perusahaan-perusahaan pers, seperti membuat website/portal news, masuk ke ranah media sosial, dan

lain-lain produk jurnalistik medium digital. Hampir seluruh perusahaan pers cetak, minimal memiliki

portal news sebagai upaya pengembangan bisnis dan adaptasi era digital.

Hanya saja, pada praktik menuju konvergensi digital, media masih kesulitan menemukan keseimbangan

dan kestabilan bisnis. Target pembaca produk konvensional semakin mengecil, semakin segmented.

Sementara pemasukan iklan digital masih belum bisa menggantikan iklan konvensional/print. Yang lebih

banyak menikmati kue iklan digital, justru bukan media sebagai pemilik produk.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas.id, mengungkapkan media – media yang

tutup saat ini bukan karena disrupsi digital, tapi karena ketidakmampuan beradaptasi dan persoalan

internal. Adaptasi digital yang dilakukan media juga sering tidak relevan. “Kalau mau menambah

pendapatan, media jangan hanya melakukan intensifikasi, lebih baik ekstensifikasi. Kami di Kompas tidak

bisa berdiri sendiri, makanya membuat kaki-kaki (produk-produk) baru, seperti Kompas.id, Kompasiana,

dll,” ungkap Tri Agung Kristanto yang juga salah satu Anggota Dewan Pers Komisi Pendidikan &

Pengembangan Profesi Pers.

Sementara itu, Agus Sulistriono, CEO Promedia yang dulunya juga mengembangkan bisnis digital di

Pikiran Rakyat Media Network, menegaskan bisnis media bisa berlanjut kalau menghasilkan profit.

Dalam konteks tersebut, media harus membuat inovasi pada empat pilar. “Inovasi pada business model,

business process, revenue model, dan creative content-nya.“

Dalam workshop yang dihadiri insan media dari berbagai daerah, juga hadir beberapa perwakilan

korporasi/brand untuk sharing tentang seperti apa produk digital media yang ramah pengiklan, serta

seperti apa harapan dan dukungan mereka untuk keberlanjutan bisnis media. Head of Corporate

Communications PT Astra International Tbk., Boy Kelana Soebroto, berharap Astra dapat membantu

meningkatkan strategi media dalam memaksimalkan produk digitalnya, agar melalui media dapat

memberi manfaat bagi masyarakat luas. “Diantaranya juga sharing seperti apa produk digital media yang

ramah pengiklan, serta seperti apa harapan dan dukungan kami untuk keberlanjutan bisnis media.”

Hal senada juga dikatakan oleh Jonathan Kriss, Business Development Manager AdaKami. Ia

menekankan pentingnya inovasi konten-konten digital yang dihadirkan media agar dapat menjadi bagian

dalam kampanye korporasi/brand. “Harapannya teman-teman media digital juga bisa mengangkat

konten eduksi yang lebih advance dalam membekali masyarakat kita dengan pertumbuhan industri

digital secara umun dan khususnya di industri keuangan,” ujar Jonathan.

Sementara itu, Rose Henindra, Manager Publisher Relantionship TADEX-Telkomsel, platform periklanan

premium terbesar berbasis programmatic di Indonesia, menggarisbawahi maksimalisasi pemanfaatan

digital marketing. Terutama ketika media tersebut merasa membutuhkan alternatif kanal beriklan selain

hanya dari platform yang sudah ada.

Ia mengungkapkan, ada empat strategi penempatan iklan website terbaik untuk publisher/media.

Pertama, fokus ke costumer experience. Kedua, analisa perilaku pengguna (user behavior). Ketiga,

perhatikan data hasil kunjungan website. Keempat, perhatikan penempatan iklan pada website.

“TADEX menjembatani antara kebutuhan pengiklan saat ini, melalui kerja sama dengan publisher-

publisher terpercaya dan terverifikasi Dewan Pers. TADEX memberikan solusi dan skema periklanan

digital yang sehat, mudah, dan transparan, baik untuk pengiklan dan penerbit, sebagai wujud kontribusi

dalam membentuk ekosistem digital di Indonesia,” ujar Rose.

Ketua Harian SPS Pusat, Januar P. Ruswita, menambahkan, sebagian besar kue di platform digital

dikuasai platform periklanan global. Ia berharap platform periklanan nasional yang ada sekarang bisa

menciptakan iklim model bisnis media yang sehat. Mudah-mudahan juga mendukung produk jurnalistik

yang berkualitas,” ujar Januar P. Ruswita.rel

Editor
: Garda.id
Sumber
:

Berita Terkait

Nasional

Panen Raya Jagung di Asahan, Polres dan Forkopimda Dorong Swasembada Pangan

Nasional

Pemprov Sumut Terus Dorong Optimalisasi PAD, UPTD Pematangsiantar Bisa Jadi Percontohan Sektor Pajak Kendaraan

Nasional

Sekdaprov Sumut Tinjau RSJ Prof Ildrem, Dorong Peningkatan Layanan dan Ubah Stigma Publik

Nasional

Forum Komunikasi Wanita Islam Indonesia : Isu SARA untuk Menjatuhkan Hasyim Adalah Politik Murahan

Nasional

Parkir Liar di Jalan Kartini Diduga Dibeckup Oknum DPRD, Wali Kota Diminta Evaluasi Kadis Perhubungan

Nasional

Serikat Wanita Muslimah Nusantara: Hasyim SE Sosok Pemimpin Inklusif, Jangan Dilemahkan dengan Isu SARA