GIK Tampilkan Drama Tari

Garda.id - Minggu, 24 Maret 2024 06:26 WIB
GIK Tampilkan Drama Tari

 

Galeri Indonesia Kaya menghadirkan pertunjukan Drama Tari bertajuk Nyimas Kawung

Anten. Pertunjukan Nyimas Kawung Anten menampilkan Jaipongan yang menjadi ciri khas Jawa Barat.ist

Jakarta | Garda.id

 Mengangkat tema Tari sejak pertengahan Februari hingga akhir Maret 2024, di

sore hari ini, Galeri Indonesia Kaya menghadirkan pertunjukan Drama Tari bertajuk Nyimas Kawung

Anten. Pertunjukan Nyimas Kawung Anten menampilkan Jaipongan yang menjadi ciri khas Jawa Barat,

yang dimeriahkan oleh Padepokan Jugala Raya, Denada dan juga Dewi Gita.

“Hari ini, Auditorium Galeri Indonesia Kaya diisi dengan penampilan dari Padepokan Jugala Raya yang

telah malang melintang di dunia seni pertunjukan selama 48 tahun lamanya. Kelompok yang senantiasa

melestarikan keindahan dari Jaipongan ini, berkolaborasi dengan Denada dan juga Dewi Gita. Ketiganya

berhasil memukau para penikmat seni yang hadir serta menambah wawasan para penikmat seni

tentang kebudayaan Jawa Barat. Semoga pementasan ini dapat menjadi sajian yang bermanfaat,

menginspirasi dan juga menghibur bagi para penikmat seni,” ujar Renitasari Adrian, Program Director

Galeri Indonesia Kaya.

Selama kurang lebih 60 menit, penikmat seni dihibur dengan drama tari yang dikemas dengan gaya

Jaipongan tentang kisah Nyimas Kawung Anten. Nyimas Kawung Anten adalah penggambaran sosok

seorang wanita yang dengan keteguhan dan kesetiaan yang tangguh dalam menghadapi dan menyikapi

segala macam dinamika hidup dan kehidupan. Hal ini bisa terjadi karena diwujudkan dengan penuh

perjuangan secara nyata pada kehidupannya dengan penuh keyakinan dan kecintaannya terhadap

apapun yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Denada mengungkapkan, ”Penampilan kami sore hari ini merupakan salah satu upaya yang kami

lakukan untuk melestarikan tari Jaipongan ke hadapan para penikmat seni yang hadir di Auditorium

Galeri Indonesia Kaya. Saya dan Dewi Gita juga memperoleh banyak ilmu baru dari Padepokan Jugala

Raya, tentang ragam koreografi dari tari Jaipongan. Penampilan ini juga spesial karena jika biasanya saya

membawakan tarian yang lebih kontemporer, kali ini saya lebih mengangkat nilai tradisi. Kami harap,

penampilan kami dapat diterima dengan baik oleh para penikmat seni.

Senada dengan Denada, Dewi Gita mengungkapkan, “Tari Jaipongan merupakan salah satu tari yang

sudah saya pelajari sejak kecil. Setelah sebelumnya di bulan Desember, saya diberi kesempatan oleh

Indonesia Kaya untuk menarikan tari Jaipongan ke hadapan para penikmat seni di Sukabumi, kali ini,

saya kembali diberi kepercayaan untuk kembali menari ke hadapan para penikmat seni di Galeri

Indonesia Kaya bersama Denada dan juga Padepokan Jugala Raya yang sudah hampir selama setengah

abad senantiasa mengenalkan, mengajarkan dan menampilkan tari Jaipongan. Senang rasanya bisa

melestarikan tari Jaipongan dengan ikut menarikannya ke hadapan para penikmat seni yang memenuhi

Galeri Indonesia Kaya. Semoga penampilan kami dapat mewarnai akhir pekan para penikmat seni.”

Padepokan Jugala Raya didirikan pada 1976 oleh Bpk Gugum Gumbira (Alm), Maestro Tari Jaipongan

dan istrinya Ibu Euis Komariah (Alm), penyanyi Cianjuran. Sepeninggalan keduanya, putrinya Mira

Tejaningrum Gumbira meneruskan upaya pelestarian tari Jaipongan.

Editor
: Garda.id
Sumber
:

Berita Terkait

Lifestyle

Parkir Liar di Jalan Kartini Diduga Dibeckup Oknum DPRD, Wali Kota Diminta Evaluasi Kadis Perhubungan

Lifestyle

Kajatisu Silaturahmi Ke PWI Sumut, Harli Siregar : Jaksa Jangan Cawe-Cawe Proyek dan Main Dana Desa

Lifestyle

Ketua TI Sumut Bangga, Atlet Raih Medali di Kejuaraan Internasional Piala Panglima TNI

Lifestyle

JMSI Sumut Siap Gelar Musda, Rianto Ahgly : Mari Bergotong Royong Demi Kesuksesan Acara

Lifestyle

BAKOPAM Sumut Gelar Jumat Berkah, Salurkan Santunan untuk Janda di Medan dan Deliserdang

Lifestyle

Musda JMSI Teguhkan Komitmen Mengawal Arus Informasi Akurat